Minggu, Juni 14, 2009

Penyelamatan Buat Situ Gintung

Bencana yg menimpa Situ gintung tidak dapat dimungkiri juga akibat human error atau kelalaian perawatan bendungan penopang air tersebut, akibatnya kurang lebih seratus jiwa hilang. Penulis, beberapa minggu lalu penghadiri acara penanaman pohon di minggiran Bendungan Situ Gintung yang di sponsori oleh Bapak Andi Sahrandi, yang kebetulan beliau adalah warga Situ Gintung juga. Acara tersebut banyak dihadiri oleh elemen masyarakat yang merasa prihatin dan tergugah hatinya melihat tindakan pemerintah yang ingin mempersempit Situ Gintung. Pada kesempatan itu, penulis mendapat beberapa pengalaman yang menarik. Penulis memaparkannya sebagai berikut :
1) Penulis yang merupakan dari kalangan mahasiswa membawa beberapa rekan-rekan dari bandung yakni dari Institut Teknologi Telkom dan UNPAD membawa akomodasi 1 mobil dan 1 bus, dengan biaya akomodasi dengan swadaya.
2) Menurut kami, selaku mahasiswa menilai acara tersebut kurang efektif, namun ada segi positifnya yakni kami bisa melihat secara langsung keadaan situ gintung dan dapat ngobrol dengan masyarakat sekitar.
3) Penulis mendapat fakta menarik dari peristiwa bencana Situ Gintung, yaitu menurut warga yang sempet kami wawancarai menilai bahwa terjadinya bencara tersebut karena dua hal, yang pertama adalah karena kelalaian pemerintah setempat dalam hal perawatan bendungan tersebut, dan adanya indikasi korupsi pada pos perawatan bendungan. Yang kedua, di bendungan yang bobol tersebut di sekitarnya sering digunakan tempat mesum, dan digunakan sebagai tempat prostitusi, katanya "Itu adalah peringatan dari Allah".
Nah, temen-temen yang belom pernah ke Situ Gintung atau yang sudah sering ke sana, cobalah kalian pahami dan ambil hikmah dari peristiwa tersebut, janganlah sampai terjadi lagi. Oke ??

Kamis, Januari 01, 2009

Tahun Baru 2009

Selamat Tahun Baru 2009. Diawal januari ini, kami (red. BEM se-Bandung Raya) akan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia, meskipun ada oknum-oknum tertentu yang tidak suka dengan aktifitas ini, tapi kami akan tetap konsisten pada jalan kami. Flash back ke bulan Desember, kami sudah merencanakan akan mengadakan baksos di Bandung Barat yakni di kecamatan Cililin pada 6 Desa yang dianggap kami paling membutuhkan dan bisa diakses oleh kendaraan, meskipun cuma motor atau sepeda aja. Kami yang terdiri dari beberapa kampus di Banndung seperti : IT Telkom, ITB, UNPAD dan UPI sudah melakukan beberapa kali survey di desa-desa kecamatan Cililin, hasilnya kami sudah menetapkan lokasi baksos kami di desa-desa tersebut. Pengalaman survey kami ( shobri dan sandy) suangguh luar biasa, waktu itu kami sedang mencari desa suka mukti dengan mengendarai motor. Keberangkatan kami dari kampus Telkom jam 07.30 pada hari ahad, melewati jalur Banjaran terus Soreang-Cimahi-Cihampelas, dan sampelah di kantor kecamatan Cililin yang tidak begitu luas dibanding dengan kantor kecamatan Soreang dengan waktu tempuh 3 jam. Di kantor itu, kami istirahat sejenak sambil mencari informasi tentang desa suka mukti. Setelah mengumpulkan informasi, kami berangkat lagi dengan semangat yang baru pula. Setelah beberapa kali salah masuk jalan dan gang yang sempit, kami akhirnya mendapatkan titik terang keberadaan desa tersebut dari seorang bapak yang saat itu lagi menghadiri walimahan (pesta perkawaninan) tetangganya. Kami masih harus melewati 4 desa lagi. Pengalaman menariknya, rute yang harus kami lewati ternyata gak semudah yang dibayangkan, kami harus melewati rute jalan yang berbatu ("wah, berlubang-lubang dan menanjak lagi"). Saya yang waktu itu sedang dingonceng Sandy, terpaksa turun karena takyut jatuh ("nyeker dong"), dan kami lakukan hal itu beberapa kali setiap melintasi rintangan seperti diatas. Pemandangan pengunungan disana, emang indah sekali bahkan masih belom tersendauh oleh industri, tapi tanahnya tergolong tandus dan kami kesulitan mencari air. Pada akhirnya kami sampe juga di kantor desa suka mukti dengan harus melewati 2 gunung dan 3 lembah dengan waktu tempuh 2,5 jam dari kantor kecamatan. Kami ketemu dengan bidan desa yang kebetulan tinggal berdekatan dengan kantor desa. Setelah kami mengobrol panjang lebar sekitar 30 menit, kami mengambil beberapa foto-foto kawasan tersebut, dan kami melanjutkan perjalanan pulang ke dayeuh kolot. Ternyata desa suka mukti merupakan desa yang berbatasan dengan kecamatan Ciwidey, akhirnya kami mengambil rute ke arah Ciwedey langsung dengan rute jalan yang berbatu dan menurun teruuus. Dengan kemahiran menyedir rekan saya, Sandy. Maka kami selamat sampe di Ciwedey dengan waktu tempuh 30 menit. Dan pada akhirnya kami sampe di tempat tinggal kami, di dayeuh kolot dengan selamat dan perasaan puas karena misi kami sudah komplit. Pengalaman ini emang luar biasa dan akan sering kami lakukan sebelum kami menentukan daerah baksos selanjutnya. Terima kasih atas kerjasama dan sokongan rekan2 dalam misi kemanusiaan kami ini...

-shobri-
113041017

Rabu, Desember 31, 2008

Baksos Banjir 2008

Bencana datang tanpa disangka dan diduga. Bencana banjir yang sudah menjadi bencana musiman menimpa kembali beberapa desa di kecamatan Dayeuh Kolot, Baleendah dan Rancaekek dengan 12 titik banjir. Berdasarkan fenomena di atas dan berfilosofi pada “The Art of Living is Giving”, maka kami selaku mahasiswa yakin bahwa, kombinasi antara pendidikan dan social pun menjadi salah satu alternative bagi masyarakat untuk mengembangkan dan penerapakan pola hidup saling berbagi dan memahami dalam segala aktifitasnya. Oleh karena itu, kami selaku panitia yang terdiri dari mahasiswa dan rekan-rekan Posko Jenggala, turut proaktif dalam melihat peluang di atas dengan mengadakan kegiatan “Bakti Sosial Banjir" pada tanggal 13-18 Desember.
Program kegiatan bakti social merupakan suatu program siaga dan bantuan korban banjir, dimana terdapat dua program pokok yang terdiri dari :
Program Rescue
, yang terdapat dua tim yaitu :
Tim Lapangan, yang merupakan tim yang siap siaga jika terjadi banjir dimana korban banjir membutuhkan bantuan dalam hal evakuasi dan pengungsian/tempat teduh sementara. Dalam hal ini, kita bekerja sama dengan tim SAR dari Palang Merah Indonesia (PMI), KSR dan Pramuka.

Tim Balai Pengobatan, yang merupakan tim yang memberikan bantuan berupa pengobatan gratis sehingga korban banjir dapat menerima layanan kesehatan. Dalam hal ini, kita bekerja sama dengan rekan-rekan dokter dan apoteker serta paramedis.

Program Bantuan Logistik,
yang berupa membagian 2042 dus mie instan dalam 12 titik banjir. Dimana masing-masing titik tersebut kebagian 175-200 dus mie, yang kami bagikan bersamaan dengan program pengobatan gratis
Program Bantuan Sosial,
yang berupa bantuan langsung pada lokasi baksos dimana sangat membutuhkan bantuan perlengkapan dan jasa. Yakni : Di desa Pasawahan, kecamatan Dayeuh Kolot: kami memberikan bantuan berupa seperangkat pompa air sebagai alat bantu untuk membersihkan sumur atau sumber air yang tercemar karena banjir. Di desa Cangkuang Wetan, kecamatan Dayeuh Kolot : kami yang juga dibantu oleh masyarakat sekitar melakukan mengerukan sungai Citepus sebagai upaya mencegah dangkalnya sungai tersebut. Di desa Citeureup, kecamatan Dayeuh Kolot : kami memberikan bantuan kepada keluarga yang anaknya terkena penyakit hidrosephalus, yaitu dengan memberikan peluang kepada balita tersebut untuk berobat kembali di RS Hasan Sadikin. Di desa Haur Pungkur, kecamatan Rancaekek : kami memberikan bantuan berupa mengurukan halaman di SDN Haur Pungkur I yang tergenang air setiap hujan ada.

-shobri-
koordinator lapangan

Berharap Senyum Bagi Masa Depan Fadli

Berharap Senyum Bagi Masa Depan Fadli

Pada tanggal 15 Desember 2008, ketika kami, para mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bandung Raya dan Posko Kemanusiaan Jenggala mengadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis di Citeureup, Kampung Leuwi Bandung, Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung secara tidak sengaja bertemu dengan seorang balita penderita penyakit hidrochepalus (pembesaran kepala) berumur 2 tahun dengan latar belakang keluarga miskin.
Fadli Alfatar nama anak yang malang ini. Ayahnya Aang Hidayat tidak memiliki pekerjaan tetap. Begitu juga dengan ibunya, Eneng Nurzannah, perhatiannya terpaku kepada anaknya yang ke-empat ini. Kakak-kakak Fadli semuanya masih anak-anak. Pada saat kami temui, ia praktis terkapar di ruang tidur di rumah neneknya di Dayeuh Kolot. ”Saya masih menumpang di rumah orang tua,” kata Aang, sang Ayah.
Eneng, si Ibu muda bercerita, dua tahun yang lalu Fadli lahir sebagai anak prematur pada usia kehamilan 7 bulan dan tentu saja Fadli terpaksa dilahirkan dengan cara secario. Lahir dengan berat badan 2,3 kg, kehadirannya disertai dengan gangguan pernafasan, sehingga memaksa Fadli dirawat di ICU Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung selama sepuluh hari. Setelah itu balita yang kerap menangis ini dipindahkan ke ruang perawatan anak kelas tiga selama 22 hari.
Saat pulang ke rumah, Fadli mengalami dehidrasi. Kondisi ini tak pelak memaksanya kembali menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin. ”Pihak rumah sakit mengatakan Fadli tidak cocok minum susu yang dikonsumsinya saat itu,” kata Eneng. Tidak lama setelah itu, saat hendak diinfus di bagian tangan dan kaki ternyata tidak bisa. Karena itu pihak rumah sakit menyarankan agar Fadli diimpus di bagian kepala.
”Semula pihak keluarga menolak tindakan itu,” kata Eneng. Namun setelah rembug keluarga, akhirnya tindakan itu diambil. Setelah infuse dicabut, dari kepala Fadli muncul pembengkakan kecil berwarna merah kebiruan dilokasi bekas infuse. Pihak ruangan Rumah Sakit Hasan Sadikin menyatakan bahwa hal tersebut wajar dan akan hilang dengan sendirinya. Tapi malang, bukanya hilang bengkakan tersebut berubah menjadi besar dan semakin besar.
Hingga akhinya Fadli pun didiagnosa terkena hidrochepalus. Kesedihan pun tampak mewarnai keseharian keluarga miskin ini. Rumah Sakit Hasan Sadikin bersedia mengoperasi Fadli, tapi dengan biaya Rp 70 juta. ”Tapi saya tidak sanggup memenuhinya,” ujar Aang. Keluarga Fadli telah menempuh berbagai upaya, seperti melawat Puskesmas setempat, namun sepertinya belum ada asa yang menghampiri.
Karena itu, melalui email ini, kami, BEM se-Bandung Raya mengetuk pintu hati kita semua untuk berbagi rezeki dengan saudara kita yang miskin ini. Bagi saudara yang hendak melihat langsung kondisi Fadli dapat menjenguknya di ; Jl. Babakan RT 04 RW 01, Kampung Leuwi Bandung, Desa Citeureup, Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung. Pihak keluarga dan tetangga dekat Fadli bisa dihubungi di 081220683405 dan 08122475763.
Namun bagi Saudara, Bapak, Ibu yang belum berkesempatan hadir, tapi ingin menyalurkan bantuan dapat menghubungi :
Posko Bantuan Sosial
Student Centre - Sekretariat BEM Bandung Raya
Kampus STT Telkom
Jalan Telekomunikasi, Dekolot, Bandung
Ketua Posko Sosial BEM Bandung Raya, Moh. Shobri di 08562000369 / 08888223374
Wakil Ketua Posko Sosial BEM Bandung Raya, Afif di 08882351959
Kepala Bagian Sekretariat BEM, Hanif di 085227177111
Mohon maaf, kami memang belum memiliki nomor rekening untuk menyalurkan bantuan bagi Fadli. Karena itu, kami sangat berharap rekan-rekan media massa / pers dan juga lembaga atau yayasan kemanusiaan berkenan menyambut bola untuk memfasilitasi bagi penyaluran bantuan kemanusiaan bagi Fadli. Semoga usaha kita ini diberkahi oleh Tuhan YME. Amin. Sebelumnya terimakasih atas bantuannya.
Salam,
Moh. Shobri
Ketua Posko Sosial BEM Bandung Raya

Baksos In Soreang and Ciwedey

"Karena kami yakin, permasalahan kesehatan dan lingkungan adalah bencana yang akan membuat bencana yang lebih besar lagi"
Banyak permasalahan yang hadir di negeri ini. Bahkan ada juga yang menyebut negeri ini 1001 bencana. Tidak hanya bencana alam yang kejadiannya tak menentu, namun ada bencana yang senantiasa "terpelihara", yaitu bencana kesehatan dan lingkungan. Permasalahan ini kadang jarang diperhatikan, padahal justru bencana ini yang dapat menjadi bom untuk terciptanya bencana yang lebih besar. Untuk itulah diperlukan usaha dan karya nyata dari segenap bangsa, termasuk mahasiswa.
Kami, Badan Eksekutif Mahasiswa Bandung Raya, yang merupakan gabungan BEM-BEM di wilayah Bandung, melakukan kegiatan sosial dengan tema Raketkeun Duduluran, Silih Rojong Sauyunan - Rekatkan Persaudaraan, Saling Bantu dengan Sesama, yaitu dengan melakukan kegiatan pelayanan kesehatan gratis, penanaman 12.000 bibit pohon yang kami lakukan untuk 13 desa yang tersebar dari kecamatan Ciwidey, Soreang, hingga Ketapang. Serta melakukan perbaikan fasilitas umum di beberapa wilayah di area tersebut. Yang kami lakukan selama 1 pekan sejak hari Senin, 27 Oktober 2008 hingga 2 minggu, 2 November 2008. Kegiatan ini sebagai wujud karya nyata kami dalam memberikan kontribusi perbaikan masyarakat, serta membangun sense social kami untuk bekal ke depannya.
Kegiatan yang telah kami lakukan, telah memberikan bantuan pelayanan kesehatan untuk 6.131 orang atau kurang lebih sekitar 511 orang di setiap desa.
Dalam kegiatan penanaman pohon, kami telah menanam 12.000 bibit pohon yang tersebar antara kecamatan Ciwidey hingga Ketapang, untuk membantu kelestarian alam dan penghijauan di wilayah ini. Kami pun melakukan perbaikan beberapa fasilitas umum seperti perbaikan saluran air, MCK, dan tempat wudhu di desa Cibodas, serta pembuatan paving block, pengadaan karpet, dan perbaikan bangunan Sekolah MTs Asy-Syuhada di Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang. Kami juga melakukan berbagai macam kegiatan lainnya. Seperti kegiatan nonton bareng dan atraksi seni calung serta perkusi yang kami lakukan di Desa Panyirapan. Juga kegiatan kompetisi tumpeng antar desa serta lomba mewarnai untuk anak-anak.
Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama BEM Bandung Raya dan Posko Jenggala yang senantiasa melakukan aksi-aksi kemanusiaan di berbagai tempat. Serta dukungan dari pemerintah Kabupaten Bandung dan aparatur desa yang membantu dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan. Juga tentunya para penyandang dana yang mensupport ide dan pemikiran ini menjadi sebuah realitas.
Terima kasih atas bantuan dan dukungannya. Semoga ini dapat menjadi pelecut untuk setiap pihak, terutama para pengambil kebijakan, untuk turun ke lapangan, memberikan yang terbaik dan mengambil kebijakan yang pro masyarakat. Agar negeri ini sejahtera bukan sebuah mimpi lagi.
Spesial Thank You buat koordinato baksos, gilang(itb) dan koordinator Posko Jenggala, Andi Sahrandi (Medco). Semoga Amal dan pengorbanan kalian diterima oleh Tuhan YME.

-shobri (telkom)-
koordinator baksos bagian fasilitas umum

Cita - Cita Seorang "Shobri"

Shobri, dia dilahirkan dari orang tua yang masuk kalangan menengah di sebuah kota kecil di pulau Madura yakni di kota pamekasan. Sejak kecil sudah mempunyai cita-cita menjadi dokter, tapi cita-cita itu musnah ketika dia lulus SMAN 1 dan mulai kuliahnya di kampus IT Telkom, dulu STTTelkom di jurusan Informatika. Dengan berjalannya waktu, maka dia diperkenalkan dengan yang namanya organisasi. Organisasi pertamanya adalah KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), dan mulai sejak itu (2004), dia sudah terlibat dengan baksos dan politik yang mengarah ke kesejahteraan masyarakat Indonesia. bahkan setelah puas di KAMMI dengan tekat "hidup mulia atau mati syahid", dia menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa IT Telkom, dia masih berkelut pada baksos dan pengabdian masyarakat selama 2 tahun. Cita-citaku saat itu, adalah menjadi seorang EO yang bergerak di bidang Baksos dengan menanamkan jiwa sosial yang tinggi. Maka sejak itu, mulailah pertualangan dan problematika dihadapinya demi tercapainya cita-cita tersebut.
"Emang banyak temen-temen yang tidak mengenalku, tapi cukuplah masyarakat Indonesiaku makmur dan sejahtera."

-shobri-

Mahasiswa Peduli Rakyat ( eMPeeR 2007 )

Kegiatan ini merupakan wujud keperdulian mahasiswa terhadap keadaan ekonomi masyarakat kalangan bawah di Bandung Selatan ( Kecamatan Dayeuh Kolot). Keadaan masyarakat yang rata-rata mempunyai pekerjaan sebagai buruh pabrik dan pedagang, menuntut rasa keperdulian mahasiswa (yang notabenenya kalo diluar kampus juga sebagai masyarakat perantau). Maka BEM STTTelkom (sekarang berubah menjadi IT Telkom) membentuk kepanitiaan yang terdiri dari mahasiswa baru angkatan 2007 tuk menjalankan misi kemanusiaan ini. Disamping hal itu, tujuan utama dari kegiatan ini adalah menumbuhkan sense sosial pada mahasiswa, khususnya mahasiswa baru.
Akhirnya setelah terkumpul dana sekitar 17,5jt ( dana ini murni dari mahasiswa, bukan donatur dari rektorat kampus) maka kami menjalankan program kemanusiaan ini dengan beberapa agenda kegiatan seperti : membagian sembako kepada 100 masyarakat miskin dan lansia, memberian paket alat-alat tulis kepada 2 SDN dan 1 MI pada 300 murid, dan memberian THR pada 96 Cleanning Service dan Satpam di Kampus IT Telkom.
Alhamdulillah jerih payah dan pengorbanan kami tidak sia-sia dengan adanya kegiatan ini, meskipun cuma sedikit tapi yang paling penting adalah rasa keperdulian dan ketertarikan pada rintihan rakyat kalangan bawah.

Mungkin kami tak sempurna..

Mungkin pula kami tak sepenuhnya baik..

Namun..

Tlah ada satu kewajiban yang menjadi motivasi kami..

Tlah ada satu kelompok yang menjadi prioritas kami..

Masyarakat..

Kami datang dengan senyuman dan keikhlasan...

Hanya untuk..

Be the best for the society..

Salam mahasiswa!!

-shobri-